Rabu, 19 September 2012

Prestasiku Meningkat Karena Rohis


Sebuah pengakuan dari seorang alumni Rohis
Sumber gambar: salam-online.com

Sekedar bercerita. Tahun 2001 aku mulai mengenakan seragam putih abu-abu. Aku masuk di sebuah sekolah “Mewah” (Mepet Sawah), ya, begitulah mereka menyebutnya. Karena memang sekolah ku mepet sama sawah. Bahkan di halaman depan sekolah masih terdapat beberapa petak sawah. Sekolah itu adalah SMAN Kebakkramat, ya cuma SMAN Kebakkramat, bukan SMAN 1 (satu) Kebakkramat. Karena sekolah itu hanya satu-satunya sekolah SMA Negeri di kecamatan Kebakkramat.

Saat tahun aku masuk dulu, ada yang namanya “kelas khusus”, sebuah kelas yang disiapkan untuk mereka yang mempunyai NEM SMP yang tergolong tinggi. Entah waktu itu aku kebetulan masuk di kelas I 7 (katanya juga termasuk dalam kelas khusus). Kemudian aku mulai kenal dengan Rohis lewat kakak-kakak kelas yang ku anggap luar biasa bagiku (kala itu). Kelas 1 aku hanya masuk sebagai anggota. Aku mulai ikut serta dalam kegiatan-kegiatan Rohis. Entah kenapa aku mulai merasa nyaman berada di sana dan berinteraksi dengan orang-orang di dalamnya.

Beranjak di kelas 2 , aku mulai masuk dalam jajaran pengurus. Aku sering dilibatkan sebagai mentor untuk adik-adik kelas 1 oleh kakak-kakak kelas. Sangat ingat kala itu , angkatan ku ini menoreh sebuah prestasi Rohis, yaitu diterbitkannya sebuah buletin, yang kami beri nama AN-NABA’. Aku begitu terkesan dengan semua itu. Aku dulu rajin menyimpan setiap edisi yang terbit. Apalagi edisi saat karya-karyaku yang dimuat, buletin itu rasanya sangat berharga sekali di mataku.

Beranjak kelas 3, aku juga masih aktif. Aku sering terlibat komunikasi dengan para guru yang terkait dengan Rohis. Kala itu pak Mansur dan pak Triono, semoga mereka masih ingat dengan ku dan semoga Alloh SWT senantiasa melindungi mereka.

Sungguh hanya kebaikan yang ku rasa selama berada dalam komunitas Rohis. Bahkan karena Rohis masa-masa SMA ku dulu terasa sangat berkesan. AKU TAK PERNAH DIAJARI BUAT BOM, AKU TAK PERNAH DIAJARI MEMBUAT RESAH, AKU TAK PERNAH DIAJARI CARA MENEROR, AKU JUGA TAK PERNAH DIAJARI BERBUAT ANARKIS, AKU JUGA TAK PERNAH DIBENTUK MENJADI TERORIS MUDA, TAK PERNAH ADA KEGIATAN YANG MENYESATKAN, TAK PERNAH!

Satu hal yang kadang membuatku menitikkan air mata karena haru, dan hal itu baru ku sadari saat sudah duduk semester 1 di bangku kuliah,  AKU SEMAKIN  AKTIF DI ROHIS PRESTASIKU TERNYATA SEMAKIN MENINGKAT. Saat itu aku coba flashback menengok rapor dari kelas 1 sampai kelas 3 SMA. Kelas 1 aku hanya masuk 10 besar, kelas 2 masuk 5 besar, dan kelas 3 masuk 3 besar. Aku sempat lemas sejenak saat menyadari hal itu, akhirnya ku cari sebab dari semua itu. Adalah tingkat keaktifanku di Rohis berbanding lurus dengan prestasi akademik. Semakin aktif ternyata semakin meningkat. Faktor belajar? Iya, saya belajar. Belajar sebagai bentuk ihktiar. Tapi aku meyakini bila menolong agama ternyata Alloh memudahkan dengan memberi kemudahan dan pertolongan. SAMA SEKALI ROHIS TIDAK MENGANGGU AKTIVITAS BELAJARKU, JUSTRU MEMBANTU.

Aku anak Rohis, bukan teroris ^^




Tidak ada komentar:

Posting Komentar