Jumat, 25 April 2014

Lomba Memisahkan Biji-Bijian


Saat menjemput anakku sore itu di sekolah. Memang saya terasa lelah habis bekerja.  “Bu, mbak Dina jadinya terpilih ikut lomba”, kata guru anakku. Aku tersenyum mengambang dan berkata “Oh, ya?”. Lelahku seakan berkurang.
Aku menenteng tas anakku dan membawa keranjang bekalnya. Sementara si kecil berdiri di sampingku sambil sesekali menarik-narik telunjukku dan bersikap manja. Nampaknya dia menyimak pembicaraanku dengan bu gurunya itu. Aku langsung menanyakan teknis detail mengenai lomba. Ternyata lomba memisahkan biji-bijian.Ya, lomba yang terkesan sangat sederhana.
 Jadi, teknisnya ada 3 jenis biji yaitu kedelai hitam, kacang tholo, dan jagung. Ketiga jenis biji itu dicampurkan di sebuah tampah. Kemudian disediakan tiga botol ukuran sekitar 300 ml. Nah, tugas peserta lomba memilah dan misahkannya. Trus memasukkan biji-biji itu pada tiga botol yg disediakan berdasarkan jenisnya.
Aku mengira-ngira, lomba ini sengaja disetting untuk melatih ketelitian dan kecepatan peserta lomba dalam memisahkan biji. Dan pastilah kuantitas dan teknik pemisahan jadi item yg dinilai. Pikiranku mulai berkelana meraba-raba sebuah teknik yg tepat untuk si kecil.
Tak lama kemudian, baru sampai depan gerbang sekolah, si kecil berceloteh, “Mi, ayo beli biji-bijian!”. Dia mulai merengek tak karuan. Semangatnya mulai meletup-letup. Melihat hal itu, saya merasa harus lebih bersemangat daripada si kecil. Pihak guru meminta agar latihan sendiri di rumah, sama orangtuanya.
“Ayo mi, beli biji-bijian!”, si kecil masih merengek lagi. Saat masih perjalanan dari sekolah ke rumah. Batinku awalnya  mengatakan “ah, nunggu ayahnya si kecil pulang dulu. Biar dianterin, kan jalannya rame banget kalau sore-sore gini. Nyebrangnya lama”.
Tapi si kecil masih kekeh untuk beli biji-bijian sore itu juga. Yaaah..saking semangatnya itu. Akhirnya ku jawab, “Iya mbak..., tapi kita pulang dulu ya. Naruh tas. Habis itu beli”. Sejurus kemudian, dia tersenyum lebar dan semakin riang.
Ku tengok jam dinding rumah. Jam 16.50. Akhirnya ku putuskan untuk beli saat itu juga. Kalau nunggu suami nganterin, mungkin malam harinya, dia baru bisa, karena sore itu suami belum pulang.

Akhirnya, aku beli ketiga jenis biji-bijian itu. Sepanjang perjalanan menuju toko, si kecil ngomong terus tak habis-habisnya. Sesampainya di rumah, si kecil langsung minta latihan.
Berbagai teknik ku coba terapkan. Pokoknya aku mencari teknik yg cepat sesuai kondisi si kecil. Mulai dari kata gurunya, di ambil yg sejenis kemudian digengggam di tangan kirinya. Baru kemudian dimasukkan ke botol. Sampai teknik satu-satu. Kalau teknik yg genggam ternyata si kecil tidak bisa cepat karena begitu genggaman di tangan kirinya banyak biji, satu dua terjatuh. Nah inilah yg membuat lama. Dia malah sibuk mengambili biji-biji yg terjatuh tadi.
Akhirnya, seiring bergantinya hari. Kuputuskan untuk memakai teknik satu satu. Ngambil satu biji yg sejenis trus langsung masuk ke botol. Satu yg sejenis masuk botol. Begitu seterusnya. Ternyata teknik ini lebih aman, tidak terjatuh bijinya. Si kecil juga bisa semakin cepat dan biji yg berhasil dipilahkan semakin banyak.
Sabtu, 19 April 2014
Jauh hari saya sudah mengajukan cuti kerja sehari pada tanggal itu. Sengaja, agar bisa menemani si kecil lomba. Memang lomba yg sederhana. Sekali lagi, sederhana. Bahkan sangat sederhana.  Ini hanya lomba dalam rangka Gebyar PAUD se-kecamatan. Ya, hanya tingkat kecamatan, bukan tingkat kabupaten. Bagi sebagian ibu yg anaknya sudah besar, mungkin akan menganggap hal-hal seperti ini biasa. Tapi, tidak bagi saya, sebagai seorang ibu muda.
Punya anak yang pertama dan ikut lomba merupakan sensasi tersendiri.  Pagi itu aku menyiapkan satu per satu bekal si kecil dibantu suami tentunya. Walau agak terburu-buru tapi sangat kunikmati pagi hari menjelang lombanya.
Saya dan suami sepakat, kalau saya tidak muncul saat lomba berlangsung. Kalau saya menyaksikan lomba, dari kejauhan supaya si kecil tidak tahu kalau saya ada. Memang si kecilku itu sering berlagak manja kalau sama saya. Kami hanya khawatir kalau-kalau dia memakai rumusnya lagi “pokoknya sama umi” itu. Apa-apa kudu sama umi.
Nah, akhirnya si kecil diantar suami ke sekolah. Biar berangkat bareng-bareng sama teman-temannya yg lain yg ikut lomba beserta gurunya. Sementara saya di rumah, melakukan pekerjaan rumah tangga yg belum kelar. Sambil menunggu dijemput suami menuju tempat lomba. Saya menyempatkan shalat Dhuha sejenak, tentunya mendoakan si kecil yg akan maju lomba. Agar diberi kemudahan, kelancaran, dan menang.
Tak lama kemudian, suami datang. Aku tak berhenti melontarinya berbagai pertanyaan. Mulai dari Dina gimana, udah sampai tempat lomba belum, udah ini belum, udah itu belum, hah pokoknya banyak. Biasa agak cerewet kalau ngomong sama suami, hehe.
Yak, saya diboncengin suami menuju tempat lomba. Tak jauh sih dari rumah. Boncengan berdua walau sudah punya anak satu, alhamdulillah masih terasa mesra bersamanya.
Nyampai di tempat lomba. Aku mulai menikmati suasana. Terdengar suara celoteh anak-anak PAUD.  Tingkah dan polah mereka menggemaskan. Sempat melihat ada yg mau ikut lomba melukis pake cat air. Tapi si anak malah melempar cat itu, dan berkata “Nggak mau!”. Geli rasanya melihatnya. Yaaahh..begitulah dunia anak-anak. Eit terlihat juga banyak guru  PAUD yg pakek jilbab-jilbab besar. Adem rasanya di hati.  Tapi  saya juga melihat ada peserta  dari PAUD Kristen.
Tak lama kemudian, lomba memisahkan biji-bijian pun berlangsung. Salah seorang panitia memanggil sebuah nama, “Kamila Dinnaila Mujahid”. Wah itu anakku. Aku langsung berdiri bersemangat sambil tersenyum bahagia. Panitia mulai mengarahkan anakku menempati tempat yg disediakan.
Ku perhatikan tubuh anakku paling kecil di antara peserta di kloternya. Ada 14 peserta yg dibagi menjadi ehmm kalo nggak salah 3 kloter. Saat itulah aku menahan haru. Aku mengedip-ngedipkan mata agar air mataku tidak tumpah. Malu ah dilihat orang, masak mewek di tempat ramai. Malu juga kalo-kalo suami tahu. Hmmm...mungkin aku agak lebay tapi itulah yang saya rasakan. Sebuah letupan kebahagiaan seorang ibu.
Tak lupa, selama waktu yg disediakan panitia untuk lomba itu, aku tak berhenti berdoa. Sambil menyaksikan si kecil melakukan lomba. Yah, waktunya hanya 5 menit untuk memisahkan biji-bijian itu. Sementara suamiku sibuk mengabadikan momen itu dengan handphonenya. Mulai potret-memotret hingga memvideo.
Waktu hampir habis. Saya sempat agak was-was tapi memasrahkan semuanya pada Allah. Kulihat peserta nomer 4 terlihat biji-bijiannya melebihi biji-bijiannya anak saya. Ku lihat lagi ada seorang ibu yang mendekati anaknya kemudian membantu menyodorkan ketiga botol untuk anaknya. Hah, tapi biarlah. Saya hanya menyaksikan dari agak kejauhan.

Setiap gerak-gerik anakku kuperhatikan secara detail. Dia memakai teknik satu-satu yang kuajarkan. Lima menit sudah. Panita berteriak, “Waktunya sudah habis!” dan diikuti tepuk tangan yg riuh. Anak saya kaget, dan menumpahkan kembali isi botol ke dalam tampah. Artinya biji-bijian yg sudah dikumpulkan di botol pertama ditumpahkan lagi.
Kontan saya menyesal tindakan anakku itu. Sudah susah-susah memasukkan eh ditumpahin lagi. “Aduh, gimana mbak?”, batinku. Tapi saya berpikir, “Ah sudahlah!”
Karena insiden itu, akhirnya saya pikir mungkin anak saya tidak menang. Kalah. Tapi memang di awal kita sudah menyepakati “yang penting berusaha, menang kalah urusan nanti”.
Lomba berakhir, ku sambut anakku sambil menciumnya. Ku beri dia apresiasi atas apa yg sudah dilakukan. Meski saya sama suami sempat saling ngobrol “kenapa nggak begini? Kok begitu? Seharusnya pakek teknik ini mi...., bla bla bla”. Ujung-ujungnya ya “ah, sudahlah nggak harus menang”.
Kami muter-muter menyaksikan lomba yg lain. Ada lomba menangkap ikan, lomba bercerita, estafet, dan melukis. Subhanallah, indah sekali dunia anak-anak. Sempat berpapasan beberapa guru anak saya dan pengelola PAUDnya, menanyakan “gimana bu mbak Dina lombanya?”. Ku menjawab awal dengan judul, “dramatis”. Sambil batinku berkata, “Sepertinya tidak menang”.
Setelah puas muter-muter, kami memutuskan untuk pulang. Acara sepertinya sudah usai. Pesimis tidak menang, pulang ah kita. Nyampai rumah, saya masih terus mengapresiasi anak saya, saya katakan bahwa dia anak hebat dan sebagainya. Walau agak nyesek dan batin berkata, “sebenarnya umi pesimis, kamu kalah nduk”.
Beberapa jam berjalan, anak saya main di rumah. Suami tidur di kamar. Saya menemani anak bermain sambil sesekali menyambi pekerjaan rumah tangga. Tiba-tiba terdengar suara, dari pintu luar “Mbk Dina, mbak Dina, mbak Dina”. Trus terdengar suara klakson motor.

Wah ternyata pengelola PAUD dan anak ragilnya. Dia berkata dengan sumringah, “Mbak Dina juara dua!”. Hahhhhhhhhhhhhhhhh?????? Saya sedikit tak percaya. Ternyata benar dan dia membawakan hadiahnya.
Usai mereka pulang, aku langsung membangunkan suami yg baru saja tertidur, dan berkata, “Yah, Dina juara dua!!”. Suami saya terbangun dengan rasa sedikit tak percaya. Sebenarnya sama seperti yg kurasakan.
Sementara anak saya senyum-senyum menerima hadiahnya. Saya masih sedikit tak percaya, akhirnya aku sms gurunya , memastikan apakah benar anak saya menang juara 2 . Wah ternyata benar. Malah dapat hadiah lagi dari PAUDnya.
Tak lama kemudian, saya dan anak saya mengambil hadiahnya di PAUD. Dan beberapa guru mengucapkan selamat pada anak saya.
“Yah, tahunya Dina menang, kita tadi jane nggak usah pulang dulu ya?”, kataku pada suami. Maksudnya biar anak saya sendiri yg menerima hadiahnya. He he he...
Yaaaahhh begitulah sepenggal cerita catatan hati. Untuk anakku, “InsyaAllah, umi akan memberikan yg terbaik untukmu, nduk. Rasa sayang ini semoga bak cahaya mentari yg selalu bersinar di hatimu, selamanya”.













Rabu, 05 Februari 2014

Surat Cinta untuk Negeri


Dear Negeriku,
Apa kabar negeriku? Seperti yang sudah aku sampaikan sebelumnya, bahwa aku sangat mencintaimu. Semalam aku bermimpi, mungkin mimpi ini bagian dari harapanku kepadamu sebagai anak negeri ini.
Aku bermimpi negeriku terbebas dari polusi. Dahulu aku sering menemukan kupu-kupu indah berwarna-warni di lingkunganku. Tapi sekarang sangat jarang kutemui, kalaupun ada mesti kupu-kupu yang berwarna hitam. Kala kecilku aku melihat sungai di seberang desa itu jernih dan bening, tapi sekarang terkontaminasi.
Aku bermimpi negeriku terbebas dari korupsi. Aku sangat merindukan pemimpin, pejabat, wakil rakyat yang bijak, adil, tidak korupsi, mengayomi rakyat, dan hati mereka dekat dengan Illahi.
Aku bermimpi negeriku menjadi raja di tanah airnya sendiri. Aku sangat merindukan negeriku berkuasa penuh atas sumber daya alam dan kekayaan tanah air ini, bukan didominasi asing.
Aku bermimpi negeriku mandiri. Mandiri ekonomi dalam segala segi. Aku juga bermimpi negeriku punya masyarakat madani, yaitu masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Aku bermimpi negeriku menjadi negeri maju. Negari yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi.
Mencintaimu adalah bagian dari imanku, karena cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Aku bangga menjadi anak bangsamu. Aku bahagia dilahirkan di tanah air ini.
Betapa banyak keunggulan yang engkau miliki, sedang keunggulan itu tidak dipunyai oleh negeri-negeri lain. Nusantara yang elok nan rupawan, membentang dari Sabang sampai Merauke. Sumber daya alam yang melimpah ruah dan sumber daya manusia yang cukup membuat negeri lain tergiur dengan semuanya itu.
Negeriku yang tercinta, engkau punya banyak potensi, tidak ada opsi untuk berhenti melangkah maju. Sebab aku tahu tidak ada yang tidak mungkin, harapan itu masih ada. Bangkitlah negeriku! Aku mencintaimu.
Salam Cinta,

Anjar (dalam rasa rindu berharap Indonesia jadi negeri maju)

Senin, 19 November 2012

Palestina: “Kami Tidak Akan Menyerah”

A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive
                                                     
They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Sumber gambar: yahoo.com


Sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Michael Heart, sebuah lirik yang indah untuk Gaza, yang berjudul “We Will Not Go down”. Berulang kali ku putar ulang terus siang ini. Hari Sabtu (17 Nopember 2012) adalah hari ke empat serangan Israel ke Palestina. Dan sampai saat ini masih berlangsung.


Banyak korban adalah wanita dan anak-anak. Tahukah sahabat bahwa anak-anak Palestina banyak yang sudah hafal AlQur’an? hal ini dianggap membahayakan bagi kaum zionis (yang dilaknat Alloh). Sungguh sebuah kehendak Sang Pencipta, sejak penyerangan zionis di bumi Palestina banyak wanita yang melahirkan bayi kembar laki-laki.

Sumber gambar: hminews.com

Alhamdulillah, tiap malam kita bisa tidur nyenyak  di atas kasur empuk bersama orang-orang tercinta kita. Betapa malam-malam anak-anak Palestina dihiasi dengan rasa takut dan cemas nyawa mereka terancam.

Alhamdulillah, tiap bepergian kita selalu merasa aman. Betapa anak-anak Palestina jauh dari rasa aman itu karena moncong senjata mengintai kepala mereka setiap saat.

Alhamdulillah, kita hidup di bumi Indonesia yang damai tanpa peperangan. Di tempat yang kita bisa membesarkan anak-anak kita tanpa ada rasa khawatir anak kita dibantai dan dibunuh.

Alhamdulillah, hal ini harus kita syukuri. Tapi…

Tahukah sahabat bahwa Indonesia berhutang budi pada bangsa Palestina?
Soekarno-Hatta baru saja memproklamasikan kemerdekaan RI de facto pada 17 Agustus 1945, tetapi semua menyadari bahwa untuk berdiri (de jure) sebagai negara yang berdaulat Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain. Pada poin ini kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh-tokoh Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia bisa berdaulat.

Awal dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir. Seperti dikutip dari buku “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia , M. Zein Hassan Lc.

Tak cukup hanya itu, saat bencana Merapi di Indonesia, Palestina membantu korban Merapi. Apakah kita hanya diam tanpa berbuat sedikitpun untuk membantu mereka?

Indonesia dan Palestina adalah saudara. Saya sangat kagum atas capaian-capaian yang telah dilakukan oleh orang-orang yang tergerak hatinya untuk membantu Palestina. Seperti didirikannya Rumah Sakit Indonesia di Palestina. Saya dengar dari sebuah berita di TV One, 100 meter dari Rumah sakit tersebut terkena serangan. Semoga Alloh SWT melindungi.

Lagi? Sebuah TK didirikan di Palestina. TK itu bernama TK Bintang AlQur’an. Anda bisa berkunjung ke sini http://sahabatalaqsha.com/tkdigaza/

DPR RI Akan Kirim Delegasi dan Bantuan Kemanusiaan ke Palestina. Insya Allah Aleg PKS dan beberapa anggota DPR akan berangkatkan delegasi ke Palestina sekitar akhir November atau awal Desember 2012 yang terdiri perwakilan Komisi I dan Group Kerjasama Bilateral Indonesia-Palestina DPR RI. Delegasi ini mungkin akan dipimpin langsung Ketua DPR RI, Pak Marzuki Alie. Harapan besar di hati ini, semoga Indonesia bisa mendukung keanggotaan Palestina di PBB dan mengalahkan hak veto AS yang menjadi sumber terorisme Negara seperti Israel. Semoga.


Berikut ini saya ambil sedikit bagian SURAT DARI SAUDARI MUSLIMAH PALESTINA yang bernama Jameela Qoudriya al assaff (Email from Palestine..Jameela@Yahoo.pal.com 19 nov 2012 22.11)

Teks aslinya:
…..
Sisters in faith ..
 We also believe that any strong Jewish army to expel us .. Army of God will always help us .. like the recent incident, soldiers killed by the Jews run and 20 horsemen dressed in white robes who use swords .. my eyes to see for myself where the time we have no power against the Jewish army,, that is where God help us ...
 ….

Teks terjemahannya:
…..
Saudariku seiman..
 Kamipun meyakini bahwa sekuat apapun tentara Yahudi ingin mengusir kami..Tentara Allah akan selalu membantu kami..seperti kejadian baru baru ini,,tentara yahudi lari dan terbunuh oleh 20 pasukan berkuda berpakaian Jubah putih yang menggunakan pedang..mataku melihat sendiri dimana saat itu kami tidak memiliki daya melawan tentara yahudi,,disitulah Allah membantu kami…
…..


Ijinkan saya meminjam kata-kata dari Khalid Misyal Pemimpin Politik Hamas saat konpres.

Kepada Penguasa Amerika dan Eropa, saya tidak paham mengapa kalian masih mengatakan Israel berhak membela diri.

Membela diri dari siapa? Bocah dan bayi-bayi Gaza?

Gaza dijajah dan penduduknya pemberani. Tidak ada yang kabur. Tidak ada ganti untuk Palestina kecuali Palestina.


Hamas bukan pengikut Suriah, bukan Iran, Mesir, Turki. Kami bukan pengikut siapapun. Kami punya penduduk Palestina. Hamas bukan pengikut Suriah, bukan Iran, Mesir, Turki. Kami bukan pengikut siapapun. Kami punya penduduk Palestina.

Saya merasakan kebanggaan dan izzah atas perlawanan ini.

Sumber gambar: republika.co.id

Saya tutup posting ini dengan  sebuah lirik nasyid “Untukmu Palestin” dari Raihan.

Berdzikir dengan nama tuhanmu
 Bermunajatlah di tengah malam
 Bertaubatlah padanya penuh rasa hamba
 Agar doa kita di.. makbulkan
 Agar Palestina kita genggam semula
 Agar Palestin bebas di tangan kita
 Kembali damai disirami air

 Kebenaran Al-Quran dan sunnah
 Palestina kan dimiliki lagi
 Ingatlah Allah dan hindarkan dosa
 Palestin kan aman lagi
 Dengan ketaatan dan amalan soleh

 Palestine you will regain your land
 Remember Allah and stay away from sin
 Palestine will be at peace again
 And filled with the worship of Allah

 Dengan kata dan ketaqwaan
 Pada Allah yang maha kuasa
 Ketakutan dan kelemahan
 Peluru dan dentuman
 Bukan lagi penghalang
 Pembelaan Allah akan datang
 Palestin... Palestin... Palestin
 Palestin... Palestin... Pa...lestin


Mari berbuat sesuatu kawan, sekecil apapun itu, lakukanlah untuk kemerdekaan Palestina. Viva Palestina!




                                                                                         

Rabu, 19 September 2012

Prestasiku Meningkat Karena Rohis


Sebuah pengakuan dari seorang alumni Rohis
Sumber gambar: salam-online.com

Sekedar bercerita. Tahun 2001 aku mulai mengenakan seragam putih abu-abu. Aku masuk di sebuah sekolah “Mewah” (Mepet Sawah), ya, begitulah mereka menyebutnya. Karena memang sekolah ku mepet sama sawah. Bahkan di halaman depan sekolah masih terdapat beberapa petak sawah. Sekolah itu adalah SMAN Kebakkramat, ya cuma SMAN Kebakkramat, bukan SMAN 1 (satu) Kebakkramat. Karena sekolah itu hanya satu-satunya sekolah SMA Negeri di kecamatan Kebakkramat.

Saat tahun aku masuk dulu, ada yang namanya “kelas khusus”, sebuah kelas yang disiapkan untuk mereka yang mempunyai NEM SMP yang tergolong tinggi. Entah waktu itu aku kebetulan masuk di kelas I 7 (katanya juga termasuk dalam kelas khusus). Kemudian aku mulai kenal dengan Rohis lewat kakak-kakak kelas yang ku anggap luar biasa bagiku (kala itu). Kelas 1 aku hanya masuk sebagai anggota. Aku mulai ikut serta dalam kegiatan-kegiatan Rohis. Entah kenapa aku mulai merasa nyaman berada di sana dan berinteraksi dengan orang-orang di dalamnya.

Beranjak di kelas 2 , aku mulai masuk dalam jajaran pengurus. Aku sering dilibatkan sebagai mentor untuk adik-adik kelas 1 oleh kakak-kakak kelas. Sangat ingat kala itu , angkatan ku ini menoreh sebuah prestasi Rohis, yaitu diterbitkannya sebuah buletin, yang kami beri nama AN-NABA’. Aku begitu terkesan dengan semua itu. Aku dulu rajin menyimpan setiap edisi yang terbit. Apalagi edisi saat karya-karyaku yang dimuat, buletin itu rasanya sangat berharga sekali di mataku.

Beranjak kelas 3, aku juga masih aktif. Aku sering terlibat komunikasi dengan para guru yang terkait dengan Rohis. Kala itu pak Mansur dan pak Triono, semoga mereka masih ingat dengan ku dan semoga Alloh SWT senantiasa melindungi mereka.

Sungguh hanya kebaikan yang ku rasa selama berada dalam komunitas Rohis. Bahkan karena Rohis masa-masa SMA ku dulu terasa sangat berkesan. AKU TAK PERNAH DIAJARI BUAT BOM, AKU TAK PERNAH DIAJARI MEMBUAT RESAH, AKU TAK PERNAH DIAJARI CARA MENEROR, AKU JUGA TAK PERNAH DIAJARI BERBUAT ANARKIS, AKU JUGA TAK PERNAH DIBENTUK MENJADI TERORIS MUDA, TAK PERNAH ADA KEGIATAN YANG MENYESATKAN, TAK PERNAH!

Satu hal yang kadang membuatku menitikkan air mata karena haru, dan hal itu baru ku sadari saat sudah duduk semester 1 di bangku kuliah,  AKU SEMAKIN  AKTIF DI ROHIS PRESTASIKU TERNYATA SEMAKIN MENINGKAT. Saat itu aku coba flashback menengok rapor dari kelas 1 sampai kelas 3 SMA. Kelas 1 aku hanya masuk 10 besar, kelas 2 masuk 5 besar, dan kelas 3 masuk 3 besar. Aku sempat lemas sejenak saat menyadari hal itu, akhirnya ku cari sebab dari semua itu. Adalah tingkat keaktifanku di Rohis berbanding lurus dengan prestasi akademik. Semakin aktif ternyata semakin meningkat. Faktor belajar? Iya, saya belajar. Belajar sebagai bentuk ihktiar. Tapi aku meyakini bila menolong agama ternyata Alloh memudahkan dengan memberi kemudahan dan pertolongan. SAMA SEKALI ROHIS TIDAK MENGANGGU AKTIVITAS BELAJARKU, JUSTRU MEMBANTU.

Aku anak Rohis, bukan teroris ^^




Senin, 17 September 2012

Kulit Jeruk Pembersih Perabot


Tadi pagi saat momong anak, rencana buatin kapal-kapalan dari koran bekas. Eh kok ada tulisan menarik di koran bekas tersebut.  Saya baca sampai tuntas, sesekali diroyok mau disobek-sobek sama si kecil, hehe. Judul  tulisannya “Kulit Jeruk Bersihkan Perabot” oleh Ahmad Hartanto. Bagaimana pembahasannya? Simak yuk.

Semua tahu jeruk dong. Jeruk dipenuhi protein yang sehat, nutrisi dan vitamin. Buah-buahan seperti jeruk lemon, jeruk, jeruk nipis, anggur dapat digunakan menurunkan berat badan dan menjaga kondisi tubuh tetap sehat. (Wah kalo untuk fungsi penurunan berat badan, saya nggak butuh saat ini, karena saya sudah langsing, he he )


  
Sumber gambar: vemale.com 


Ada banyak manfaat lebih dari buah jeruk. Baik itu untuk kulit, atau untuk membersihkan rumah. Kulit atau pulp buah jeruk juga dapat digunakan untuk keperluan lain. Kulit buah atau pulp jeruk dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga, salah satunya untuk membersihkan peralatan dapaur, noda pada logam, panel kaca dan meja. Caranya yaitu kulit jeruk kering digiling menjadi bubuk, lalu tambahkan beberapa tetes cuka putih dan siap digunakan. Manfaat lainnya yaitu menghilangkan noda membandel dari pakaian berwarna terang.

Bagi yang sensitif dengan pengharum ruangan memakai jeruk sintesis, bisa menggunakan jeruk asli. Caranya, kulit jeruk juga direbus dengan sedikit air dan semprotkan sebagai penyegar udara atau ruangan. Kulit jeruk juga mengurangi bau tajam yang kuat. Selain itu, letakkan kulit jeruk di lemari untuk mengusir ngengat.

Buah kedua adalah jeruk lemon. Kulit buah jenis satu ini dapat digunakan untuk membersihkan tembaga dan pajangan logam kuningan dan barang-barang hiasan yang kotor. Bahkan jenis peralatan dari plastik, tupperware, pintu kaca dan jendela, noda karat dari logam besi dapat dibersihkan dengan kulit lemon. Kulit lemon juga dapat membersihkan noda pada pakaian dan sepatu kain.


Sumber gambar: sayhitohenny.blogdetik.com

Gosokkan irisan lemon segar pada talenan untuk membersihkan dan membunuh kuman. Manfaat lainnya yaitu kulit ditambah tetesan perasan lemon membuat pakaian wangi. Usai memasak, biasanya telapak tangan kotor dan bau. Maka gosokkan irisan lemon pada telapak tangan untuk menyingkirkan bau bawang merah, bawang putih, ikan atau ayam setelah memasak. Usai digunakan, buanglah kulit lemon pada tempat sampah untuk mencegah bau.

Buah lainnya yang bisa difungsikan untuk membersihkan rumah adalah jeruk Bali. Jeruk jenis ini umumnya dimanfaatkan kulitnya untuk scrub wajah. Buah ini ternyata juga mampu untuk membersihkan perabot rumah tangga. Caranya dengan mengeringkan kulit jeruk Bali, lalu campurkan dengan garam.

Sumber gambar: cafeberita.com

Campuran ini dapat digunakan sebagai pembersih logam seperti besi, baja, kuningan, marmer. Noda air di lantai marmer dan bak mandi dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih jeruk buatan sendiri. Campurkan kulit jeruk Bali atau perasannya dengan cuka putih dapat difungsikan membersihkan lantai bernoda.

Nah, semoga bahasan tentang “Kulit Jeruk Pembersih Perabot“ kali ini berguna bagi para remaja putri, ibu-ibu rumah tangga, dan yang lain. See ya ;D






Kamis, 13 September 2012

Melati Itu...

Hai , kawan, lihatlah sang melati itu!
Dia melati
Ya, dia melati putih yang indah
Ya, dia sangat indah karena DIA yang menciptakan
Dia juga bukan mawar yang terkadang berduri
Banyak cobaan, onak, dan duri dalam hidupnya
Dia mencoba terus menjalani
Dia mencoba terus sabar
Dia mencoba terus tabah

Melati itu terlihat murung hari ini
Dia sedih namun berusaha tersenyum
Dia pandai menyembunyikan perasaan sedihnya
saat bertemu banyak orang

Dia butuh bunga lain agar mau mendengar perasaannya
Dia butuh bicara dengan bunga lain agar bisa memecahkan masalahnya
Dia butuh dimengerti
Dia butuh kebebasan
Namun nampaknya tak ada bunga lain yang bisa
Entah karena ego
Entah karena hutang budi
Entah karena apa
Entah karena bagaimana
Entah karena mengapa

Melati oh Melati
Kasian
Kasian
Kasian dirimu

Tapi engkau bunga yang bisa bersyukur
Engkau tegar dalam gelombang kehidupan
Hai, lihatlah dia menggantungkan banyak cita di langit
Hai, lihatlah dia punya berbagai mimpi untuk hidupnya
Entah kapan bisa mewujudkan semuanya
Tapi, hai, lihatlah dia sedang berusaha menggapainya






Rabu, 15 Agustus 2012

“PKS Mendingan Bubar Aja Deh…”

Bismillahirrahmanirrahim…


Kita berbicara tentang sebuah partai politik di Indonesia kali ini, bukan Partai Demokrat sang pemenang pemilu 2009 atau pun Golkar pemenang pemilu 2004 atau PDIP pemenang pemilu tahun 1999, partai ini belum pernah menjadi pemenang pemilu, prestasi terbaiknya “hanya” menduduki peringkat ke-4 di Pemilu 2009 dan belum berhasil mencapai target suara yang telah dicanangkan, yaitu 20 juta suara di Pemilu 2009.

Partai itu adalah Partai Keadilan Sejahtera atau PKS. Partai yang didirikan di Jakarta pada hari Sabtu, tanggal 9 Jumadil ‘Ula 1423 bertepatan dengan 20 April 2002. PKS adalah kelanjutan dari Partai Keadilan yang didirikan pada hari Senin, tanggal 26 Rabi’ul Awwal 1419 bertepatan dengan 20 Juli 1998.

Partai yang sudah melahirkan banyak tokoh dalam blantika politik Indonesia, seperti Nurmahmudi Ismail (mantan menteri Kehutanan dan sekarang Walikota Depok), Hidayat Nur Wahid (mantan ketua MPR) Tifatul Sembiring (Menkominfo), Gatot Pudjo Nugroho (Plt. Gubernur Sumatera Utara), Ahmad Heryawan (Gubernur Jawa Barat), Irwan Prayitno (Gubernur Sumatera Barat), Sa’aduddin (Bupati Bekasi) dan tokoh lainnya. Partai ini pun banyak menghasilkan politisi muda yang cerdas, seperti Anis Matta, Fahri Hamzah, Andi Rahmat, Mahfudz Sidiq, Nasir Djamil, Mustafa Kamal dan politisi muda lainnya. Barisan wanitanya pun tak kalah hebat terlahir dari Partai ini, seperti Yoyoh Yusroh, Nursanita Naustion, Ledya Hanifa serta lainnya. Bukan di bidang politik saja, Partai ini pun banyak menelurkan para sastrawan hebat seperti Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, M. Yulius dan lain-lain.

Tapi bukan kehebatannya yang akan kita bicarakan saat ini. Ini masalah nasib PKS saat ini yang terasa “memprihatinkan”. Lihat saja beberapa bulan lalu mereka dikejutkan dengan manuver dari mantan pendiri mereka, sang Presiden PKS dikatakan sebagai mantan mujahidin Afghanistan yang membuat para pemilih PKS yang tidak terlalu “ekstrem” dalam masalah jihad memikirkan ulang untuk memilih PKS karena takutnya PKS punya “hidden agenda” untuk Indonesia. Lalu sang Presiden dilaporkan ke BK DPR-RI karena menerima uang dari Jusuf Kalla yang sudah dibantah sendiri oleh JK. Sang pelapor tidak membawa bukti apa-apa, selain “katanya”. Sekjennya pun dilaporkan ke KPK terkait dugaan penggelapan dana yang sudah di-clearkan juga karena jumlahnya berbeda dengan yang diaudit KPUD DKI kala itu. Belum lagi masalah 3 petingginya yang poligami, lalu laporan ke polisi tentang presidennya dan polisi menolak laporan tersebut. Semua ini jelas terlihat bahwa memang PKS saat ini sedang memprihatinkan.

Lihat saja, mana ada liputan tentang pekerjaan para kadernya di tingkat grassroot, adakah liputan tentang Forsitma (Forum Silaturahmi Majelis Ta’lim) atau liputan bahwa kader-kader partainya selalu mengadakan bakti sosial di tiap 2 bulan?? Tidak ada, yang ada paling hanya cibiran bahwa mendekati majelis ta’lim karena ingin suara, “mengadakan baksos kok pake cerita-cerita, itu riya namanya”. Apalagi yang dibutuhkan masyarakat sekarang bukan ikan tapi pancing, baksos cuma buat masyarakat jadi manja tidak mau bekerja, semua ini PKS-lah penyebabnya!!!

Ketika RATUSAN RIBU kadernya turun ke jalan untuk menyuarakan keadilan untuk sesama di belahan bumi lainnya, media pun melakukan korupsi berita, paling hanya ditulis ratusan atau ribuan, dan komentar yang akan muncul hanya “PKS selalu membuat sulit warga Jakarta dengan demonya, buat macet aja!!!” semua ini PKS-lah penyebabnya!!!

Tak pernah ada juga liputan tentang kader-kadernya yang berjasa, mereka lupa perda larangan merokok lahir dari para anggota DPRD dari PKS, kenaikan gaji PNS dan Tunjangan Kinerja Daerah untuk PNS DKI pun lahir dari tangan-tangan mereka, yang ada hanya “larangan merokok melanggar hak manusia dan menaikkan tunjangan PNS hanya membuat sembako tambah melambung” semua ini PKS-lah penyebabnya!!

Bukan hanya dari kalangan external, dari kalangan umat Islam pun PKS seperti “pesakitan” mereka dianggap berdakwah dengan cara yang haram, demokrasi itu haram!!! Karena mayoritas ulama mengatakan itu (yang ketika ditanyakan siapa saja ulamanya, tidak pernah dijawab) padahal ini hanya masalah khilafiyah saja. PKS juga dianggap telah keluar dari ciri khas dakwah mereka, semuanya sekarang berjas dan naik mobil mewah, “biasanya tuh PKS jalan kaki, masak sekarang naik mobil, gak militan!!” Sudah keluar dari khithahnya, karena para petinggi nya sudah hubbuddunya (cinta dunia) maka para umat Islam hari ini pun semakin banyak yang mengejar dunia, semakin banyak membuat usaha biar dapat penghasilan yang banyak… semua ini PKS-lah penyebabnya!!!

Ketika berita keburukan mereka ada di suatu media, lihatlah link-link lainnya tentang berita itu, banyak sekali, jika kita buka satu persatu, inti pemberitaannya sama, cuma judulnya saja. Media sedang menggiring pembaca mau baca berita yang mana saja, media sedang menghidangkan para pembaca judul yang berbeda, terserah mau baca yang mana intinya PKS buruk citranya.

Kalian pasti pernah dengan berita bahwa anggota dewan PKS tertanggap main judi kan?? Pasti, karena berita itu dimuat di semua media. Tapi tahukah kalian bahwa anggota dewannya sudah dipecat?? Tahukah Anda bahwa anggota dewan tersebut berasal dari eksternal PKS? Yang dirangkul untuk memastikan bawah PKS memang partai terbuka?? Hhmm sepertinya itu bukan berita yang bagus buat media, kecuali beberapa saja. Karena “bad news tentang PKS” adalah “good news” untuk media.

Sekarang posisi mereka serba salah, ketika era tanzhimi dulu, kader PKS dikatakan eksklusif, tidak membaur dan ini tidak akan memuluskan dakwahnya, karena Islam itu rahmatan lil alamin, tidak tersekat, semua harus bisa menerima manfaat dari Islam, karena Islam bukan hanya untuk kader saja tapi untuk seluruh lapisan masyarakat. Tapi ketika PKS memproklamasikan bahwa mereka adalah partai terbuka, siapa saja boleh jadi anggotanya (bukan hanya kader) mereka pun dicaci, menghalalkan segala cara untuk dapat suara, berteman dengan kafir bahkan ada yang mengatakan semuanya akan masuk neraka (kayak neraka punya dia aja).

PKS, oh PKS, kasihan sekali nasib kalian, apapun yang kalian lakukan akan ada penentangnya, mending mundur sajalah, bubarkan partainya, kan enak tidak perlu mendengar cibiran banyak orang? Jangan nekad deh PKS. Ada bom buku di Utan Kayu aja, kalian kena getahnya. Jangan-jangan ketika misalkan kader kalian menjadi presiden suatu saat nanti, akan ada kudeta berdarah dari masyarakat, karena kalian tidak pernah disuka.

Tapi, ya kalau kalian tetap nekad, tetap kuat dengan cibiran semua pihak, tetap kokoh strukturnya, tetap membaca Qur’an walau buat acara di hotel, tetap membina ribuan halaqah yang di dalamnya membicarakan kebaikan, tetap banyak mendirikan sekolah islam terpadu dan pesantren-pesantren tahfizh, tetap kuat bekerja di grassroots, membina majelis ta’lim, membina pengajian kantoran, pengajian karang taruna, membina banyak majelis ta’lim membina rohis-rohis sekolah dan LDK kampus, ya sudah, saya tidak bisa banyak berkata, kau teruskan saja apa yang selama ini sudah kau lakukan, wahai PKS.

Dan izinkan aku ada di dalam barisan kalian, seraya meneriakkan takbir dan berkata “bekerja untuk Indonesia adalah ibadah”.

Fuad Aris. Sumber: www.dakwatuna.com