Jumat, 06 Januari 2012

Tikus Cit Cit

Pagi itu matahari bersinar cerah. Tikus cit cit naik perahu ke tengah laut. Dia mau menemui ibunya di pulau sebrang. Ibu tikus cit-cit baru sakit.
“Ibuku sayang, aku datang!”, teriak tikus cit cit
Perahu itu terus melaju, melaju dan melaju. Wajah tikus cit cit kelihatan bahagia. Bahagia karena akan bertemu ibunya di sana. Namun terkadang terlihat sedih. Sedih karena ibunya sakit.
Tiga puluh menit, empat puluh menit, enam puluh menit telah berjalan. Semuanya berjalan baik-baik. Tapi, tiba-tiba.
Wuuuuzzzz…..
Sebuah ombak besar nan dahsyat menerpa perahu tikus cit cit.
Aaaaaaarrrrrgggghhhhh….. tolong, tolong, tolong….!”
Tikus cit cit berteriak minta tolong. Perahunya oleng diterjang ombak. Si tikus cit cit kehilangan keseimbangan. Dia hampir jatuh ke dalam laut.
Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Sendiri saja. Tapi dia tahu bahwa ada Sang Pengatur Alam Raya. Dia berdo’a agar selamat. Dia berdo’a, berdo’a terus. Dia berdo’a di tengah kesulitan itu.

Kaki tikus cit cit sudah terjebur di laut. Hanya kedua tangan dan kepalanya yang kelihatan dari atas. Dia berpegangan erat pada perahu yang sudah terguling dan oleng.
Tak lama kemudian, datanglah seekor paus.
“Mari naik ke atas punggungku”.
Paus menawari tikus cit cit.
Betapa girang bukan kepalang si tikus cit cit. Kemudian dengan cepat dia naik ke punggung ikan paus.
Dia menghela nafas panjang.
“Kamu mau kemana nak?”, tanya si ikan paus. Suaranya besar dan serak-serak basah.
“Aku mau ke pulau itu!”, jawab si tikus cit cit sambil menunjuk sebuah pulau. Pulau itu sudah terlihat. Kurang satu kilometer lagi. Ya, satu kilo meter lagi.
“Kamu berani sekali melewati laut sendiri”
“Iya, ya harus berani. Ibuku sedang sakit. Aku harus cepat-cepat datang ke sana”
Kemudian si ikan paus menambah kecepatan berenangnya.
Sampailah di bibir pantai. Si tikus cit cit turun dan ia selamat. Dia memberi senyum pada si ikan paus. Tak lupa si tikus cit cit mengucapkan terima kasih.
Dan si paus  berenang menuju tengah laut. Sesekali menyemburkan air ke permukaan.
**
Seminggu berlalu, ibu tikus cit cit sudah sembuh. Tiba-tiba tikus cit cit melihat si ikan paus terdampar di pantai. Tikus cit cit merasa kasihan. Dia tahu balas budi. Kemudian dia memanggil si gajah.

Tikus cit cit mencari gajah di hutan. Dan ternyata langsung ketemu.
“Gajah, tolong dorong si paus ini ke laut”, pinta tikus cit cit
“Baik”
Dengan sekuat tenaga si gajah mendorong si paus ke tengah laut. Dan akhirnya berhasil. Si paus selamat dan dia mengucapkan terimakasih pada gajah dan tikus cit cit. Tikus cit cit gembira.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar