Dear Negeriku,
Apa kabar
negeriku? Seperti yang sudah aku sampaikan sebelumnya, bahwa aku sangat
mencintaimu. Semalam aku bermimpi, mungkin mimpi ini bagian dari harapanku
kepadamu sebagai anak negeri ini.
Aku bermimpi
negeriku terbebas dari polusi. Dahulu aku sering menemukan kupu-kupu indah
berwarna-warni di lingkunganku. Tapi sekarang sangat jarang kutemui, kalaupun
ada mesti kupu-kupu yang berwarna hitam. Kala kecilku aku melihat sungai di
seberang desa itu jernih dan bening, tapi sekarang terkontaminasi.
Aku bermimpi
negeriku terbebas dari korupsi. Aku sangat merindukan pemimpin, pejabat, wakil
rakyat yang bijak, adil, tidak korupsi, mengayomi rakyat, dan hati mereka dekat
dengan Illahi.
Aku bermimpi
negeriku menjadi raja di tanah airnya sendiri. Aku sangat merindukan negeriku
berkuasa penuh atas sumber daya alam dan kekayaan tanah air ini, bukan didominasi
asing.
Aku bermimpi
negeriku mandiri. Mandiri ekonomi dalam segala segi. Aku juga bermimpi negeriku
punya masyarakat madani, yaitu masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Aku bermimpi negeriku menjadi
negeri maju. Negari yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup
yang tinggi.
Mencintaimu adalah bagian dari imanku, karena cinta tanah air adalah
sebagian dari iman. Aku bangga menjadi anak bangsamu. Aku bahagia dilahirkan di
tanah air ini.
Betapa banyak keunggulan yang engkau miliki, sedang keunggulan itu tidak
dipunyai oleh negeri-negeri lain. Nusantara yang elok nan rupawan, membentang
dari Sabang sampai Merauke. Sumber daya alam yang melimpah ruah dan sumber daya
manusia yang cukup membuat negeri lain tergiur dengan semuanya itu.
Negeriku yang tercinta, engkau punya banyak potensi, tidak ada opsi untuk
berhenti melangkah maju. Sebab aku tahu tidak ada yang tidak mungkin, harapan
itu masih ada. Bangkitlah negeriku! Aku mencintaimu.
Salam
Cinta,
Anjar (dalam
rasa rindu berharap Indonesia jadi negeri maju)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar