Minggu, 08 Januari 2012

SEMAPUT

       Ibu                :      " Tolong itu, Pak, sekalian, karung- karung itu turunkan ke sini !"
       Sopir            :      ( sambil menurunkan karung ) " Ya, Bu, saya angkatkan,"
       Ibu                :      " Agak cepat, ah !"
       Sopir            :      " Ya, sabar sedikit. Tak perlu tergesa- gesa."
       Ibu                :      " Alah, cepat sedikit !" ( beberapa karung selesai diturunkan )
       Sopir            :      " Sudah, Bu. Sudah selesai."
       Ibu                :      ( sambil mengambil uang untuk upah ) " Ini uangnya ambil. Seperti biasanya, bukan ?"
      Sopir              :       " Oh, terima kasih. Terima kasih." ( menolak )
       Ibu                :      ( agak kesal dan marah )
       " Apa ? tidak mau terima ? Ini, kan seperti biasanya. Sopir yang lain mau menerima sekian ini. Ini sudah   biasa. Tiap pagi saya biasa naik kendaraan, juga sekian ini uangnya."
       Penduduk     :      Ada apa, Bu, ribut-ribut dengan sopir tadi ?"
       Ibu                :      "Entah itu ! Sopir sombong. Biar sekalian tidak terima uangnya. Malah kebetulan, saya tidak rugi."
       Penduduk     :      "Pembayaran Ibu sudah seperti biasanya ?"
       Ibu                :      " Yaa, seperti biasanya. Artinya, seperti orang lain, juga begitu. Memang sopir tadi itu sombongnya !"
       Polisi            :      ( datang mendekati ibu ) "Ada apa ini, kelihatannya marah-marah terus ? Apakah Ibu tahu sopir tadi ?"
       Ibu                :      ( masih marah )" Sopir itu agak aneh !"
       Polisi            :      ( sedikit senyum ) " Nah … kalau ibu belum tahu, sekarang saya beri tahu. Sopir tadi adalah … Yang Mulia Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Raja Ngayogyakarta ini !"
       Ibu               :      "Astaga, Ngarso Dalem Sri Sultan ? Ooooh" ( langsung jatuh pingsan )
       Polisi           :          " Bagaimana ini, mari kita rawat ! Kita bawa ke tempat yang agak longgar. Ayo  semua membantu !"

2 komentar: