Sebuah pengakuan dari seorang
alumni Rohis
Sumber gambar: salam-online.com
Sekedar bercerita. Tahun 2001
aku mulai mengenakan seragam putih abu-abu. Aku masuk di sebuah sekolah “Mewah”
(Mepet Sawah), ya, begitulah mereka menyebutnya. Karena memang sekolah ku mepet
sama sawah. Bahkan di halaman depan sekolah masih terdapat beberapa petak
sawah. Sekolah itu adalah SMAN Kebakkramat, ya cuma SMAN Kebakkramat, bukan
SMAN 1 (satu) Kebakkramat. Karena sekolah itu hanya satu-satunya sekolah SMA
Negeri di kecamatan Kebakkramat.
Saat tahun aku masuk dulu,
ada yang namanya “kelas khusus”, sebuah kelas yang disiapkan untuk mereka yang
mempunyai NEM SMP yang tergolong tinggi. Entah waktu itu aku kebetulan masuk di
kelas I 7 (katanya juga termasuk dalam kelas khusus). Kemudian aku mulai kenal
dengan Rohis lewat kakak-kakak kelas yang ku anggap luar biasa bagiku (kala
itu). Kelas 1 aku hanya masuk sebagai anggota. Aku mulai ikut serta dalam
kegiatan-kegiatan Rohis. Entah kenapa aku mulai merasa nyaman berada di sana
dan berinteraksi dengan orang-orang di dalamnya.
Beranjak di kelas 2 , aku
mulai masuk dalam jajaran pengurus. Aku sering dilibatkan sebagai mentor untuk
adik-adik kelas 1 oleh kakak-kakak kelas. Sangat ingat kala itu , angkatan ku
ini menoreh sebuah prestasi Rohis, yaitu diterbitkannya sebuah buletin, yang
kami beri nama AN-NABA’. Aku begitu terkesan dengan semua itu. Aku dulu rajin
menyimpan setiap edisi yang terbit. Apalagi edisi saat karya-karyaku yang
dimuat, buletin itu rasanya sangat berharga sekali di mataku.
Beranjak kelas 3, aku juga
masih aktif. Aku sering terlibat komunikasi dengan para guru yang terkait
dengan Rohis. Kala itu pak Mansur dan pak Triono, semoga mereka masih ingat
dengan ku dan semoga Alloh SWT senantiasa melindungi mereka.
Sungguh hanya kebaikan yang
ku rasa selama berada dalam komunitas Rohis. Bahkan karena Rohis masa-masa SMA ku dulu terasa sangat berkesan. AKU
TAK PERNAH DIAJARI BUAT BOM, AKU TAK PERNAH DIAJARI MEMBUAT RESAH, AKU TAK
PERNAH DIAJARI CARA MENEROR, AKU JUGA TAK PERNAH DIAJARI BERBUAT ANARKIS, AKU
JUGA TAK PERNAH DIBENTUK MENJADI TERORIS MUDA, TAK PERNAH ADA KEGIATAN YANG
MENYESATKAN, TAK PERNAH!
Satu hal yang kadang
membuatku menitikkan air mata karena haru, dan hal itu baru ku sadari saat
sudah duduk semester 1 di bangku kuliah,
AKU SEMAKIN AKTIF DI ROHIS
PRESTASIKU TERNYATA SEMAKIN MENINGKAT. Saat itu aku coba flashback menengok
rapor dari kelas 1 sampai kelas 3 SMA. Kelas 1 aku hanya masuk 10 besar, kelas
2 masuk 5 besar, dan kelas 3 masuk 3 besar. Aku sempat lemas sejenak saat
menyadari hal itu, akhirnya ku cari sebab dari semua itu. Adalah tingkat
keaktifanku di Rohis berbanding lurus dengan prestasi akademik. Semakin aktif
ternyata semakin meningkat. Faktor belajar? Iya, saya belajar. Belajar sebagai
bentuk ihktiar. Tapi aku meyakini bila menolong agama ternyata Alloh memudahkan
dengan memberi kemudahan dan pertolongan. SAMA SEKALI ROHIS TIDAK MENGANGGU
AKTIVITAS BELAJARKU, JUSTRU MEMBANTU.
Aku anak Rohis, bukan teroris
^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar