Sebuah rumah yang dibangun dengan cinta bersama keluarga
Sebuah rumah yang di dalamnya dibacakan ayat suci Al-Qur’an
Sebuah rumah tempat melepas lelah
Sebuah rumah tempat berbagi bersama keluarga
Dan sekarang rumah itu dibakar
Mereka melarikan diri
Menyelamatkan diri dari penindasan dan pembunuhan
Kapal-kapal itu terkatung-katung di tengah luasnya samudera
Beras pemberian negara tetangga dimakan mentah-mentah
Negara tetangga itu tak mau menerima mereka
Dingin menusuk tulang mereka
Panas membakar kulit mereka
Ketakutan akan keselamatan jiwa di tengah samudera
Kejam
Sadis
Apalah arti Hak Asasi Manusia jika hak hidup saja sulit didapatkan
Pemerkosaan yang merenggut kehormatan
Anak kecil tak berdosa disiksa dan dibunuh
Penindasan yang tak kenal dosa dan tak kenal kasih
Apa kiranya perasaan kita ketika yang dibakar adalah rumah kita?
Apa yang kita rasakan bila yang berada di dalam kapal yang terkatung-katung di tengah samudera itu adalah kita, anak kita dan saudara kandung kita?
Bagaimana jika yang dibunuh adalah Ibu kita? Bibi, Paman, Keponakan, Sepupu atau Saudara Kandung kita?
Bagaimana jika yang diperkosa adalah adik kita yang baru akan mekar? Atau, istri yang barus aja kita nikahi?
Dan anak-anak yang meregang nyawa itu adalah anak kandung kita yang telah ditunggu kehadirannya sejak lama?
Persaudaraan Islam tak terbatas wilayah
Bersama bantu muslim Rohingnya
Sekecil apapun itu
Bantu
Mari Bantu
Sejumlah warga muslim Rohingya naik perahu menyeberangi sungai Naf, untuk melintasi perbatasan dari wilayah Myanmar ke Bangladesh, di kota Teknaf sebelah Selatan Bangladesh . (Reuters)
Sumber gambar: http://www.republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar