Selasa, 24 Januari 2012

Xenia Maut di Jakarta

Oleh Anjar Pujiyanti

Sahabat yang baik hati, jujur saya merasa miris membaca berita kejadian Xenia maut yang menewaskan 9 orang pejalan kaki di Tugu Tani, Jakarta. Nyesek rasanya di dada. Apalagi saat saya melihat ada korban seorang anak bernama Yusuf, yang baru berumur 2,5 tahun. Saya berharap semoga pelakunya dihukum setimpal dan saya yakin pengadilan Sang Pencipta selalu Adil. Ternyata sang pelaku menebar pesta miras sebelum menebar maut. Ternyata juga sang pelaku mengkonsumsi narkotika. Inilah kejahatan peradapan masa kini. Astaghfirulloh.

Inilah foto anak usia 2,5 tahun itu. Foto ini saya ambil dari teman facebook saya Nia Azzukhruf dalam Muhareva Raekiansyah’s photos. Sang ayah mencoba menempelkan botol susu ke mulutnya. Anak itu bergeming.  Dalam dekapan cinta sang ayah, anak itu menutup matanya selama-lamanya, tidak kembali.

Jujur kedua bola mata saya menghangat melihat foto ini. Melihat kejadian ini, saya teringat sebuah buku parenting yang pernah saya baca. Dikisahkan seorang ulama ternama yang sudah cukup usia dan mampu untuk menikah. Tapi dia tak kunjung melaksanakan ibadah setengah din itu. Sudah banyak kawan dan keluarga yang membujuk agar beliau segera menikah. Tapi beliau tidak mau. Hingga suatu ketika, beliau meminta agar dikenalkan dengan seorang wanita untuk dinikahi. Tahukah sahabat apa penyebab ulama itu minta disegerakan menikah?

Ternyata pada malam sebelumnya, beliau bermimpi. Beliau seolah berada di sebuah gurun yang maha panas seperti padang ma’syar. Beliau merasa haus, haus yang amat sangat seolah kerongkongannya terasa mau terputus. Kemudian datanglah seorang anak dengan membawa kendi berisi minuman. Beliau meminta minuman pada anak kecil itu. Namun anak kecil itu menjawab, “Minuman ini bukan untuk kamu, minuman ini sesungguhnya untuk bapak dan ibuku”. Jawaban itu benar-benar menohok ulu hati sang ulama. Kemudian sang ulama itu bertanya, “Sesungguhnya siapakah engkau?”. Anak kecil itu menjawab, “Sesungguhnya aku adalah anak seorang muslim yang meninggal dunia saat masih kecil”.Bagaimana mungkin saya bisa punya anak, kalau tidak menikah, pikir sang ulama. Karena mimpi itulah akhirnya sang ulama meminta dinikahkan.

Sahabat, penekanan pada tulisan saya kali ini, bukan pada bab nikah-nya, tapi pada keuntungan di akhirat jika mempunyai anak kecil yang sudah meninggal. Ternyata dia menjelma menjadi sebuah pertolongan untuk bapak dan ibunya. Subhanalloh.

Sahabat, saya berharap semoga sang ayah dan sang ibu dari anak korban kejadian Xenia maut tetap sabar dan tegar. Dan jerih payah membesarkan putranya Yusuf semoga segera digantikan dengan yang lebih baik. Semoga menjadi tabungan akhirat bagi mereka berdua. Wallahu’alam 



Break time in Bibis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar